~ kisah lima ekor monyet...



Ada 2 ekor monyet yang di masukkan ke dalam satu kandang besar. Monyet Ai dan monyet Bi.
Terdapat sebatang tiang, dan di atas tiang itu di letakkan beberapa sikat pisang yang sudah masak. Pada fikiran anda, apa agaknya yang akan dilakukan oleh 2 monyet itu?

Biasalah monyet.. setelah perut terasa lapar, keduanya mula berusaha memanjat tiang itu untuk mendapatkan pisang di atas tiang.
Si Ai yang mula-mula mencuba memanjat. Apanila Ai berada di tengah tiang, si penjaga kandang menyembur air dengan getah paip ke arah Ai yang sedang memanjat untuk mendapatkan pisang sehingga Ai jatuh. Ai mencuba lagi, dan disembur lagi, jatuh lagi, demikian berkali-kali dan akhirnya si Ai fadeup.

Melihat Ai malas untuk memanjat lagi si Bi pula mencuba. Bi juga mengalami nasib yang sama apabila disembur dengan air apabila cuba memanjat. Akhirnya si Bi juga mengalah.

Tidak lama kemudian seekor monyet di masukkan bersama Ai dan Bi. Kita gelar saja dia si Ci..

Sebaik saja melihat pisang berada di atas tiang, Ci cuba memanjat untuk mendapatkan buah itu. Sebaik dia cuba untuk memanjat, Ci di tarik oleh Ai dan Bi. Ai dan Bi berusaha menghalang Ci dari mengalamai nasib seperti mereka. Setiap kali Ci cuba memanjat Ci terus dan diberi nasihat tentang bahayanya bila mencoba memanjat ke atas, monyet Ci akhirnya termakan nasihat Ai dan Bi, takut dan tidak pernah memanjat lagi.

Tidak lama kemudian monyet Ai dan Bi diasingkan dari Ci. Di kandang itu 2 ekor monyet di masukkan dan diberi gelaran Di dan Ei.

Sama seperti monyet-monyet sebelumnya, monyet Di dan Ei juga tertarik dengan pisang di atas tiang dan mencuba memanjat.

Monyet Ci secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada kawan memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik jangan naik..” jelas si Ci.
Monyet Di percaya dan tidak berani naik, tapi tidak dengan si Ei yang memang degil. “Saya ingin tahu, bahaya apa yang ada di atas itu. Dan kalau ada bahaya, kan kita boleh cubalah mengelaknya.... tegas  si Ei.
Walaupun sudah dicegah oleh monyet Ci dan Di, monyet Ei nekad naik …
Dan kerana memang tiada siapa yang menyembur air lagi, si Ei dengan senang sampai ke atas tiang untuk mendapatkan pisang-pisang yang sedang masak ranum itu…..

===========================
Ai, Bi, Ci, Di & Ei... yang mana mengambarkan tingkah laku awak di saat seperti itu?

Karakter Ai dan Bi adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Kerana itu mereka serik. Mereka berusaha mengajarkan orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka.

Karakter Ci dan Di, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, mereka mematuhinya tanpa berani mencubanya sendiri.

Karakter Ei adalah jenis orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu sebelum mereka mencubanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung akibat asalkan boleh mencapai keinginan mereka.

Pisang dalam cerita di atas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur.

Orang-orang dengan karakter Ai, Bi, Ci & Di akan mengatakan kepada kita hal-hal seperti ini, "Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-sia seperti itu. Saya dulu pun sudah pernah melakukannya berkali-kali dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau awak gagal seperti saya”

Orang dengan karakter Ei akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu motivasi dirinya sendiri.

Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan. 

Pesan mak cik jangan biarkan orang lain membunuh impian kita. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raihlah kejayaan....

No comments:

Post a Comment